Sabtu, 05 Januari 2013


Assalamualaikum wr wb J

   Pada tulisan yang sebelumnya ana telah membahas sekilas tentang apa yang dimaksud dengan riba. Namun masih ada beberapa hal yang belum ana jelaskan, seperti halnya masih adanya orang2 yang tetap bekerja dan menabungkan uangnya di bank2 konvensional dengan alasan bank2 syariah yang ada di Indonesia masih belum syariah 100 %. Jadi mungkin mereka berfikir “toh sama saja menabung di bank konvensional atau bank syariah. La wong realitanya bank syariah masih belum menerapkan sistem syariah secara kafah koq.” Apa yang mereka katakan memang benar adanya. Karna beberapa waktu lalu, berdasarkan dari penelitian yang di lakukan terhadap bank2 syariah yang ada di Jawa Barat. Masih ditemukannya bank syariah yang menerapkan sistem bank konvensional atau riba.

   Bank syariah di Indonesia merupakan bank yang masih baru dan dalam tahap pengembangan. Di tambah lagi SDMnya yang masih sedikit. Jadi untuk menjadi sempurna dalam penerapannya membutuhkan waktu agar bisa menjadi sempurna seperti halnya teori yang ada. Di tambah lagi pemikiran bangsa Indonesia yang masih bersifat Kapitalisme, sisa2 dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Tetapi pada zaman sekarang pun bangsa Eropa telah banyak yang menyadari bahwa system perekonomian yang terbaik adalah system perekonomian syariah. Terlebih lagi ketika Eropa dilanda inflasi yang sangat mencekam beberapa waktu yang lalu yang berpusat di Yunani. Saat ini pun Amerika yang menganut system Kapitalis sedang mengalami keterpurukan dalam perekonomiannya bahkan bisa saja dalam beberapa waktu yang akan datang perekonomian mereka akan hancur.

   Nah, berdasarkan dari apa yang ana dapat dari kakak2 senior PROGRESS TAZKIA. Mengapa penerapan system perekonomian syariah yang ada di Indonesia lebih lamban jika dibandingkan dengan negara2 lain terutama bangsa Arab ?? Hal itu bisa di ilustrasikan seperti halnya 2 pelari yang akan berlomba untuk mencapai garis finish. Hanya saja ke 2 pelari tersebut dalam keadaan tak berpakaian sehelai pun dan ketika sampai garis finish mereka harus dalam keadaan rapih. Untuk mencapai hal tersebut mereka melakukan cara yang berbeda satu sama lain. Ketika tembakan telah di muntahkan, pelari yang pertama memakai pakaiannya terlebih dahulu hingga rapih barulah ia berlari. Kemudian pelari yang ke 2, ketika tembakan telah di muntahkan, ia langsung berlari menuju garis finish sambil mengenakan pakaiannya. Lalu siapakah pemenangnya ?? Ternyata hasilnya adalah seri.

   Dari ilustrasi di atas kita dapat menarik kesimpulan dengan menganggap pelari pertama adalah bank2 syariah yang ada di bangsa Arab. Sebelum mereka menerapkan system perbankan syariah, mereka harus benar2 telah menyusun dan menyiapkan system tersebut dengan sempurna sehingga tidak ada lagi yang perlu diragukan. Begitu juga dengan SDM yang akan melaksanakannya. Sehingga ketika penerapannya benar2 seperti apa yang ada dalam teorinya. Nah, untuk pelari yang ke 2 itu di ibaratkan sebagai Indonesia. Perbankan syariah yang ada di Indonesia itu memang sudah bagus dalam menyusun teorinya, hanya saja SDMnya lah yang masih kurang. Jadi mereka menerapkan teori tersebut sambil terus mengembangkan dan membentuk SDM yang akan menerapkan teori tersebut menjadi lebih baik. Meski cara yang di lakukan berbeda, mereka tetap satu tujuan. Sehingga hasil akhirnya pun akan sama2 baik.

   Akan tetapi, seperti yang telah kita ketahui bersama. Di dunia ini tidak sesuatu yang sempurna. Salah satu dose nana pernah membacakan sebuah hadis yang intinya seperti ini “Akan datang suatu zaman yang dimana tidak ada satu pun dari mereka yang tidak terkena riba. Walaupun mereka mencoba menghindarinya, mereka akan tetap terkena debunya” beliau berkata bahwa hadis ini sanadnya hasan. Menurut ana zaman yang di maksud hadis itu adalah zaman dimana kita hidup saat ini. Karna kita termasuk manusia yang hidup di akhir zaman. Meskipun begitu bukan berarti kita menganggap usaha perbankan syariah sia2 belaka. Justru kita harus mendukung penuh usaha perbankan syariah dalam menerapkan system perekonomian syariah. Walaupun masih akan tetap terkena debunya, itu lebih baik daripada kita benar2 menerapkan praktek riba.

   Yaahh…barangkali segini aja yaa J ana lagi kurang sehat jadinya ga semangat deh nulisnya L tapi ana harap ini bisa bermanfaat dan jika ada yang ingin mengungkapkan pendapat silahkan komentar di blog ini atau sms ke nmr di bawah ini…

Akhirul kalam

Wassalamualaikum wr wb


  
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar